LightBlog

Monday, 28 December 2015

Kisah Uwais Al-Qarni

2:00 am 0

Di Yaman, tinggallah seorang pemuda bernama Uwais Al Qarni yang berpenyakit sopak, tubuhnya belang-belang. Walaupun cacat, ia adalah pemuda yang soleh dan sangat berbakti kepadanya Ibunya. Ibunya adalah seorang wanita tua yang lumpuh. Uwais senantiasa merawat dan memenuhi semua permintaan Ibunya. Hanya satu permintaan yang sulit ia kabulkan.

"Anakku, mungkin Ibu tak lama lagi akan bersama dengan kamu, ikhtiarkan agar Ibu dapat mengerjakan haji," pinta Ibunya. Uwais tercenung, perjalanan ke Mekkah sangatlah jauh melewati padang pasir tandus yang panas. Orang-orang biasanya menggunakan unta dan membawa banyak perbekalan. Namun Uwais sangat miskin dan tak memiliki kendaraan.

Uwais terus berpikir mencari jalan keluar. Kemudian, dibelilah seekar anak lembu, Kira-kira untuk apa anak lembu itu? Tidak mungkinkan pergi Haji naik lembu. Olala, ternyata Uwais membuatkan kandang di puncak bukit. Setiap pagi beliau bolak balik menggendong anak lembu itu naik turun bukit. "Uwais gila.. Uwais gila..." kata orang-orang. Yah, kelakuan Uwais memang sungguh aneh.

Tak pernah ada hari yang terlewatkan ia menggendong lembu naik turun bukit. Makin hari anak lembu itu makin besar, dan makin besar tenaga yang diperlukan Uwais. Tetapi karena latihan tiap hari, anak lembu yang membesar itu tak terasa lagi.

Setelah 8 bulan berlalu, sampailah musim Haji. Lembu Uwais telah mencapai 100 kg, begitu juga dengan otot Uwais yang makin membesar. Ia menjadi kuat mengangkat barang. Tahulah sekarang orang-orang apa maksud Uwais menggendong lembu setiap hari. Ternyata ia latihan untuk menggendong Ibunya.

Uwais menggendong ibunya berjalan kaki dari Yaman ke Mekkah! Subhanallah, alangkah besar cinta Uwais pada ibunya. Ia rela menempuh perjalanan jauh dan sulit, demi memenuhi keinginan ibunya.

Uwais berjalan tegap menggendong ibunya tawaf di Ka'bah. Ibunya terharu dan bercucuran air mata telah melihat Baitullah. Di hadapan Ka'bah, ibu dan anak itu berdoa. "Ya Allah, ampuni semua dosa ibu," kata Uwais. "Bagaimana dengan dosamu?" tanya ibunya heran. Uwais menjawab, "Dengan terampunnya dosa Ibu, maka Ibu akan masuk surga. Cukuplah ridho dari Ibu yang akan membawa aku ke surga."

Subhanallah, itulah keinganan Uwais yang tulus dan penuh cinta. Allah SWT pun memberikan karunianya, Uwais seketika itu juga disembuhkan dari penyakit sopaknya. Hanya tertinggal bulatan putih ditengkuknya. Tahukah kalian apa hikmah dari bulatan disisakan di tengkuk? itulah tanda untuk Umar bin Khattab dan Ali bin Abi Thalib, dua sahabat utama Rasulullah SAW untuk mengenali Uwais.

Beliau berdua sengaja mencari Uwais di sekitar Ka'bah karena Rasullah SAW berpesan "Di zaman kamu nanti akan lahir seorang manusia yang doanya sangat makbul. Kamu berdua pergilah cari dia. Dia akan datang dari arah Yaman, dia dibesarkan di Yaman. Dia akan muncul di zaman kamu, carilah dia. Kalau berjumpa dengan dia minta tolong dia berdoa untuk kamu berdua."

"Sesungguhnya Allah mengharamkan atas kamu, durhaka pada ibu dan menolak kewajiban, dan meminta yang bukan haknya, dan membunuh anak hidup-hidup, dan Allah, membenci padamu banyak bicara, dan banyak bertanya demikian pula memboroskan harta (menghamburkan kekayaan)." (HR. Bukhari dan Muslim)

CERITA KEHIDUPAN UWAIS AL QORNI

Pemuda bernama Uwais Al-Qarni. Ia tinggal dinegeri Yaman. Uwais adalah seorang yang terkenal fakir, hidupnya sangat miskin. Uwais Al-Qarni adalah seorang anak yatim. Bapaknya sudah lama meninggal dunia. Ia hidup bersama ibunya yang telah tua lagi lumpuh. Bahkan, mata ibunya telah buta. Kecuali ibunya, Uwais tidak lagi mempunyai sanak family sama sekali.

Dalam kehidupannya sehari-hari, Uwais Al-Qarni bekerja mencari nafkah dengan menggembalakan domba-domba orang pada waktu siang hari. Upah yang diterimanya cukup buat nafkahnya dengan ibunya. Bila ada kelebihan, terkadang ia pergunakan untuk membantu tetangganya yang hidup miskin dan serba kekurangan seperti dia dan ibunya. Demikianlah pekerjaan Uwais Al-Qarni setiap hari.

Uwais Al-Qarni terkenal sebagai seorang anak yang taat kepada ibunya dan juga taat beribadah. Uwais Al-Qarni seringkali melakukan puasa. Bila malam tiba, dia selalu berdoa, memohon petunjuk kepada Allah. Alangkah sedihnya hati Uwais Al-Qarni setiap melihat tetangganya yang baru datang dari Madinah. Mereka telah bertemu dengan Nabi Muhammad, sedang ia sendiri belum pernah berjumpa dengan Rasulullah. Berita tentang Perang Uhud yang menyebabkan Nabi Muhammad mendapat cedera dan giginya patah karena dilempari batu oleh musuh-musuhnya, telah juga didengar oleh Uwais Al-Qarni. Segera Uwais mengetok giginya dengan batu hingga patah. Hal ini dilakukannya sebagai ungkapan rasa cintanya kepada Nabi Muhammmad saw, sekalipun ia belum pernah bertemu dengan beliau. Hari demi hari berlalu, dan kerinduan Uwais untuk menemui Nabi saw semakin dalam. Hatinya selalu bertanya-tanya, kapankah ia dapat bertemu Nabi Muhammad saw dan memandang wajah beliau dari dekat? Ia rindu mendengar suara Nabi saw, kerinduan karena iman.

Tapi bukankah ia mempunyai seorang ibu yang telah tua renta dan buta, lagi pula lumpuh? Bagaimana mungkin ia tega meninggalkannya dalam keadaan yang demikian? Hatinya selalu gelisah. Siang dan malam pikirannya diliputi perasaan rindu memandang wajah nabi Muhammad saw.

Akhirnya, kerinduan kepada Nabi saw yang selama ini dipendamnya tak dapat ditahannya lagi. Pada suatu hari ia datang mendekati ibunya, mengeluarkan isi hatinyadan mohon ijin kepada ibunya agar ia diperkenankan pergi menemui Rasulullah di Madinah. Ibu Uwais Al-Qarni walaupun telah uzur, merasa terharu dengan ketika mendengar permohonan anaknya. Ia memaklumi perasaan Uwais Al-Qarni seraya berkata, “pergilah wahai Uwais, anakku! Temuilah Nabi di rumahnya. Dan bila telah berjumpa dengan Nabi, segeralah engkau kembali pulang.”

Betapa gembiranya hati Uwais Al-Qarni mendengar ucapan ibunya itu. Segera ia berkemas untuk berangkat. Namun, ia tak lupa menyiapkan keperluan ibunya yang akan ditinggalkannya, serta berpesan kepada tetangganya agar dapat menemani ibunya selama ia pergi. Sesudah berpamitan sembari mencium ibunya, berangkatlah Uwais Al-Qarni menuju Madinah.

Uwais Ai-Qarni Pergi ke Madinah

Setelah menempuh perjalanan jauh, akhirnya Uwais Al-Qarni sampai juga dikota madinah. Segera ia mencari rumah nabi Muhammad saw. Setelah ia menemukan rumah Nabi, diketuknya pintu rumah itu sambil mengucapkan salam, keluarlah seseorang seraya membalas salamnya. Segera saja Uwais Al-Qarni menanyakan Nabi saw yang ingin dijumpainya. Namun ternyata Nabi tidak berada dirumahnya, beliau sedang berada di medan pertempuran. Uwais Al-Qarni hanya dapat bertemu dengan Siti Aisyah ra, istri Nabi saw. Betapa kecewanya hati Uwais. Dari jauh ia datang untuk berjumpa langsung dengan Nabi saw, tetapi Nabi saw tidak dapat dijumpainya.

Dalam hati Uwais Al-Qarni bergolak perasaan ingin menunggu kedatangan Nabi saw dari medan perang. Tapi kapankah Nabi pulang? Sedangkan masih terngiang di telinganya pesan ibunya yang sudah tua dan sakit-sakitan itu, agar ia cepat pulang ke Yaman, “engkau harus lekas pulang”.

Akhirnya, karena ketaatannya kepada ibunya, pesan ibunya mengalahkan suara hati dan kemauannya untuk menunggu dan berjumpa dengan Nabi saw. Karena hal itu tidak mungkin, Uwais Al-Qarni dengan terpaksa pamit kepada Siti Aisyah ra untuk segera pulang kembali ke Yaman, dia hanya menitipkan salamnya untuk Nabi saw. Setelah itu, Uwais Al-Qarni pun segera berangkat mengayunkan langkahnya dengan perasaan amat haru.

Peperangan telah usai dan Nabi saw pulang menuju Madinah. Sesampainya di rumah, Nabi saw menanyakan kepada Siti Aisyah ra tentang orang yang mencarinya. Nabi mengatakan bahwa Uwais Al-Qarni anak yang taat kepada ibunya, adalah penghuni langit. Mendengar perkataan Nabi saw, Siti Aisyah ra dan para sahabat tertegun. Menurut keterangan Siti Aisyah ra, memang benar ada yang mencari Nabi saw dan segera pulang kembali ke Yaman, karena ibunya sudah tua dan sakit-sakitan sehingga ia tidak dapat meninggalkan ibunya terlalu lama. Nabi Muhammad saw melanjutkan keterangannya tentang Uwais Al-Qarni, penghuni langit itu, kepada para sahabatnya., “Kalau kalian ingin berjumpa dengan dia, perhatikanlah ia mempunyai tanda putih ditengah talapak tangannya.”

Sesudah itu Nabi saw memandang kepada Ali ra dan Umar ra seraya berkata, “suatu ketika apabila kalian bertemu dengan dia, mintalah doa dan istighfarnya, dia adalah penghuni langit, bukan orang bumi.”

Waktu terus berganti, dan Nabi saw kemudian wafat. Kekhalifahan Abu Bakar pun telah digantikan pula oleh Umar bin Khatab. Suatu ketika, khalifah Umar teringat akan sabda Nabi saw tentang Uwais Al-Qarni, penghuni langit. Beliau segera mengingatkan kembali sabda Nabi saw itu kepada sahabat Ali bin Abi Thalib ra. Sejak saat itu setiap ada kafilah yang datang dari Yaman, Khalifah Umar ra dan Ali ra selalu menanyakan tentang Uwais Al Qarni, si fakir yang tak punya apa-apa itu, yang kerjanya hanya menggembalakan domba dan unta setiap hari? Mengapa khalifah Umar ra dan sahabat Nabi, Ali ra, selalu menanyakan dia?

Rombongan kalifah dari Yaman menuju Syam silih berganti, membawa barang dagangan mereka. Suatu ketika, Uwais Al-Qarni turut bersama mereka. Rombongan kalifah itu pun tiba di kota Madinah. Melihat ada rombongan kalifah yang baru datang dari Yaman, segera khalifah Umar ra dan Ali ra mendatangi mereka dan menanyakan apakah Uwais Al-Qarni turut bersama mereka. Rombongan kafilah itu mengatakan bahwa Uwais Al-Qarni ada bersama mereka, dia sedang menjaga unta-unta mereka di perbatasan kota. Mendengar jawaban itu, khalifah Umar ra dan Ali ra segera pergi menjumpai Uwais Al-Qarni.

Sesampainya di kemah tempat Uwais berada, khalifah Umar ra dan Ali ra memberi salam. Tapi rupanya Uwais sedang shalat. Setelah mengakhiri shalatnya dengan salam, Uwais menjawab salam khalifah Umar ra dan Ali ra sambil mendekati kedua sahabat Nabi saw ini dan mengulurkan tangannya untuk bersalaman. Sewaktu berjabatan, Khalifah Umar ra dengan segera membalikkan tangan Uwais, untuk membuktikan kebenaran tanda putih yang berada di telapak tangan Uwais, seperti yang pernah dikatakan oleh Nabi saw. Memang benar! Tampaklah tanda putih di telapak tangan Uwais Al-Qarni.

Wajah Uwais Al-Qarni tampak bercahaya. Benarlah seperti sabda Nabi saw bahwa dia itu adalah penghuni langit. Khalifah Umar ra dan Ali ra menanyakan namanya, dan dijawab, “Abdullah.” Mendengar jawaban Uwais, mereka tertawa dan mengatakan, “Kami juga Abdullah, yakni hamba Allah. Tapi siapakah namamu yang sebenarnya?” Uwais kemudian berkata, “Nama saya Uwais Al-Qarni”.

Dalam pembicaraan mereka, diketahuilah bahwa ibu Uwais Al-Qarni telah meninggal dunia. Itulah sebabnya, ia baru dapat turut bersama rombongan kafilah dagang saat itu. Akhirnya, Khalifah Umar dan Ali ra memohon agar Uwais membacakan do'a dan istighfar untuk mereka. Uwais enggan dan dia berkata kepada Khalifah, “saya lah yang harus meminta do'a pada kalian.”

Mendengar perkataan Uwais, khalifah berkata, “Kami datang kesini untuk mohon doa dan istighfar dari anda.” Seperti yang dikatakan Rasulullah sebelum wafatnya. Karena desakan kedua sahabat ini, Uwais Al-Qarni akhirnya mengangkat tangan, berdoa dan membacakan istighfar. Setelah itu Khalifah Umar ra berjanji untuk menyumbangkan uang negara dari Baitul Mal kepada Uwais untuk jaminan hidupnya. Segera saja Uwais menampik dengan berkata, “Hamba mohon supaya hari ini saja hamba diketahui orang. Untuk hari-hari selanjutnya, biarlah hamba yang fakir ini tidak diketahui orang lagi.”

Fenomena Ketika Uwais Al-Qarni Wafat

Beberapa tahun kemudian, Uwais Al-Qarni berpulang ke rahmatullah. Anehnya, pada saat dia akan dimandikan, tiba-tiba sudah banyak orang yang berebutan untuk memandikannya. Dan ketika dibawa ke tempat pembaringan untuk dikafani, di sana pun sudah ada orang-orang yang menunggu untuk mengkafaninya. Demikian pula ketika orang pergi hendak menggali kuburannya, disana ternyata sudah ada orang-orang yang menggali kuburnya hingga selesai. Ketika usungan dibawa menuju ke pekuburan, luar biasa banyaknya orang yang berebutan untuk mengusungnya.

Meninggalnya Uwais Al-Qarni telah menggemparkan masyarakat kota Yaman. Banyak terjadi hal-hal yang amat mengherankan. Sedemikian banyaknya orang yang tak kenal berdatangan untuk mengurus jenazah dan pemakamannya, padahal Uwais Al-Qarni adalah seorang fakir yang tidak dihiraukan orang. Sejak ia dimandikan sampai ketika jenazahnya hendak diturunkan ke dalam kubur, disitu selalu ada orang-orang yang telah siap melaksanakannya terlebih dahulu.

Penduduk kota Yaman tercengang. Mereka saling bertanya-tanya, “siapakah sebenarnya engkau wahai Uwais Al-Qarni? bukankah Uwais yang kita kenal, hanyalah seorang fakir, yang tak memiliki apa-apa, yang kerjanya sehari-hari hanyalah sebagai penggembala domba dan unta? Tapi, ketika hari wafatmu, engkau menggemparkan penduduk Yaman dengan hadirnya manusia-manusia asing yang tidak pernah kami kenal. Mereka datang dalam jumlah sedemikian banyaknya. Agaknya mereka adalah para malaikat yang diturunkan ke bumi, hanya untuk mengurus jenazah dan pemakamanmu.”

Berita meninggalnya Uwais Al-Qarni dan keanehan-keanehan yang terjadi ketika wafatnya telah tersebar ke mana-mana. Baru saat itulah penduduk Yaman mengetahuinya, siapa sebenarnya Uwais Al-Qarni. Selama ini tidak ada orang yang mengetahui siapa sebenarnya Uwais Al-Qarni disebabkan permintaan Uwais Al-Qarni sendiri kepada Khalifah Umar ra dan Ali ra, agar merahasiakan tentang dia. Barulah di hari wafatnya mereka mendengar sebagaimana yang telah disabdakan oleh Nabi saw, bahwa Uwais Al-Qarni adalah penghuni langit.

Subhanallah

Sunday, 20 December 2015

ILMU, SULUK & DAKWAH TIDAK DAPAT DIPISAHKAN

3:43 am 0

ILMU . SULUK . DAKWAH

Syeikh Maulana Muhammad Ilyas al-Kandahlawi rahimahullah berkata:

“Hasil daripada ILMU ialah wujudnya AMAL. Dan hasil daripada AMAL ialah wujudnya ZIKIR..

Apabila ILMU tidak wujudkan AMAL (hanya ilmu sahaja), maka ia merupakan ZULMAT (kegelapan)..

Jika AMAL tidak beserta INGAT Pada Allah (zikrullah), maka ia adalah bisikan sahaja..

ZIKIR tanpa ILMU adalah FITNAH..”

beliau berkata lagi :

"Maksud ILMU yang pertama dan utama agar seseorang itu mengISLAH (memperbaiki) kekurangan dan kelemahan dirinya, memahami kewajipan atas dirinya dan berusaha memperbaiki dirinya..

Apabila ILMU digunakan untuk menyalahkan orang lain dan mencari keaiban orang, maka ILMU itu akan menjadi asbab takabbur dan sombong lalu ILMU itu akan membinasakan pemilik ILMU itu sendiri.."

Maulana Sayyid Abul Hasan an-Nadwi al-Hasani rahimahullah berkata :

"Belia-belia Islam yang bakal memimpin ummat pada masa akan datang sangat perlu diisikan dengan ILMU, TAZKIYAH RUHIYYAH, SEMANGAT JUANG (jihad & dakwah) dan sifat zuhud daripada dunia..

Kalau tidak, akan dibimbangi mereka akan kecundang dalam menghadapi cabaran akhir zaman.. Kepetahan lidah dalam berucap dan keluasan ilmu belum dapat memberi kesan yang terbaik kalau tidak disertai dengan kekuatan rohani yang mantap..."

beliau berkata lagi :

“Salah satu usaha dalam dakwah ini adalah menjadikan dakwah sebagai cara untuk mendatangkan orang awam kepada ulama', dan mewujudkan kerisauan ulama' pada diri orang awam.

Dan orang awam dapat memahami darjat ketinggian ulama', sehingga orang awam sentiasa mengambil manfaat daripada para ulama'. Sesuai dengan aturan dan penegasan atas hal ini, dianjurkan agar sentiasa berkhidmat kepada alim ulama'..”

Syeikh Maulana Saad al-Kandahlawi hafizahullah berkata :

"Dengan memahami bahawa Ta'lim (Tadris/Madrasah), Tabligh (dakwah) dan Tasawwuf (tariqat/suluk) adalah merupakan kerja-kerja Nubbuwwah (kenabian)..

Hanya orang yang bodoh akan mengatakan bahawa antara ketiga-tiganya bercanggah antara satu sama lain..

Pada pendapat saya, saya tidak melihat mana-mana satu yang lebih jahil daripada ini (ianya adalah kemuncak kejahilan) jika ada yang berpandangan bahawa kerja-kerja ini (ilmu,suluk,dakwah) adalah bertentangan antara satu sama lain.."

- ILMU, SULUK & DAKWAH TIDAK DAPAT DIPISAHKAN..

~ CINTA PADA PARA ULAMA' DAN SOLIHIN MERUPAKAN KEBAHAGIAAN BUAT KAMI..

Ya Allah, himpunkan lah kami bersama mereka Para Ulama' dan Solihin di dunia ini, di Akhirat dan di dalam Syurga kelak.. dan juga bersama penghulu Para Ulama' dan Solihin, iaitu Sayyiduna Rasulullah sollAllahu'alaihi wasallam..

Amin Allahumma Amin, bi sirril Fatihah...


Copy&Paste

Sunnah: Cara Rasulullah berpakaian

3:20 am 0

Sunnah dalam berpakaian - Cara Rasulullah berpakaian

1)Pakaian yang nabi paling suka ialah kurta(pakaian panjang:jubah).

2)Kurta nabi tidak panjang sampai tutup buku lali,tapi separuh betis dan semuanya berlengan panjang,tiada lengan pendek,dan panjang lengan tidak melepasi pergelangan tangan.

3)Nabi akan mula pakai semua pakaian bermula dengan kanan termasuk memulakan pakai selipar dengan kaki kanan. 

4)Nabi pernah pakai kurta/jubah yang sedikit ketat di pergelangan tangan ketika bermusafir.(macam zaman sekarang kita ada jubah yang ada butang kat pergelangan tangan).

5)Nabi pernah pakai jubah/kurta yang ada design dan juga pernah pakai jubah/kurta plain/kosong.

6)Nabi selalu membawa shawl bersama macam ust don tu dan shawl nabi selalunya berwarna (bukan putih).

7)Memakai jubah/kurta bertampal adalah sunnah nabi dan sahabatnya.(Kalau terkoyak jangan beli baru tapi tampal)

8)Shawl nabi berukuran 6 hasta panjang dan 3 hasta + 1 jengkal lebar.

9)Nabi suka jubah/kurta warna putih.

10) Ada riwayat yang menyatakan para sahabat nabi pernah memakai pakaian bewarna hitam dan shawl nabi juga bewarna hitam(macam saya punya,tengak gambar saya kat wall ada shawl saya buat tutup mulut).

11) Nabi tak suka lelaki pakai baju warna merah terang sebab merah warna kesukaan syaitan.

12)Nabi sentiasa memakai kain pelikat(macam saya jugak,hehehe) tapi kain pelikat nabi tidak berjahit,panjangnya 4 hasta + 1 jengkal dan lebarnya 2 hasta.

13)Nabi pakai kain pelikat tidak melebihi buku lali dan tingginya sehingga separuh betis(ramai orang malu nak pakai mcm ni,tapi TIDAK BAGI PECINTA NABI!)

14)Nabi telah bersabda yang kain jubah/seluar/kain pelikat yang melebihi buku lali kerana sombong akan disambar api neraka dan pelakunya tak kan bau syurga.

15)Para malaikat juga memakai kain hingga separuh betis bagi mengikuti sunnah baginda saw.

16)Pakai seluar adalah sunnah para sahabat nabi dan diriwayatkan bahawa manusia pertama pakai seluar ialah nabi ibrahim a.s.

17)Kopiah nabi dan sahabat melekat di kepala,yakni tidak tinggi dan ketat melekat hingga nampak bentuk kepala.tapi ketika bermusafir,nabi akan pakai kopiah yang tinggi tajam.

18)Nabi selalu pakai serban putih ketika bermusafir dan pakai serban hitam jika tak bermusafir.warna serban nabi yang dijumpai dalam riwayat ialah putih,hitam dan kuning cair.

19)Panjang serban nabi ialah 7 hasta panjang dan sehasta lebar.ada juga pendapat menyatakan panjangnya 12 hasta.dan serban nabi dinamakan 'sahaab' dan sunnah memakai serban dalam keadaan berdiri manakala pakai seluar pula sunnah dalam keadaan duduk.

20)Nabi ada pakaian khusus yang cuma dipakai pada hari jumaat,hari raya dan untuk sambut tetamu.


Sumber : Ibnu Batoota 

Saturday, 12 December 2015

Peringatan Menginsafkan: Bila Kita Mati, Tiada Lagi Orang Ziarahi

1:03 am 0
Bila kita mati, tiada lagi orang ziarahi.
Bahkan, selepas beberapa ketika anak dan isteri akan kembali ceria seperti biasa.
Inilah di antara tulisan terbaik Syekh Ali Thanthawi Mesir Rahimahullah:
Pada saat engkau mati, janganlah kau bersedih. Jangan pedulikan jasadmu yang sudah mulai layu, kerana kaum muslimin akan menguruskan jasadmu. Mereka akan melucutkan pakaianmu, memandikanmu dan mengkafanmu lalu membawamu ke tempatmu yang baru, KUBURAN.
Akan ramai orang yang menghantarkan jenazahmu bahkan mereka akan meninggalkan pekerjaannya untuk ikut menguburkanmu. Dan mungkin banyak yang sudah tidak lagi memikirkan nasihatmu pada suatu hari.
Barang barangmu akan dikemas, kitab , kasut dan pakaianmu. Jika keluargamu setuju barang2 itu akan disedekahkan agar bermanfaat untukmu.
Yakinlah; dunia dan alam semesta tidak akan bersedih dgn kepergianmu. Ekonomi akan tetap berlangsung! Posisi pekerjaanmu akan diisi orang lain. Hartamu menjadi harta halal bagi ahli warismu. Sedangkan kamu yg akan dihisab dan DIPERHITUNGKAN untuk yang kecil dan yang besar dari hartamu!

Kesedihan atas mu ada 3;
Orang yg mengenalmu sekilas akan mengatakan, kasihan.
Kawan-kawanmu akan bersedih beberapa jam atau beberapa hari lalu mereka kembali seperti sediakala dan tertawa tawa!
Di rumah ada kesedihan yang mendalam! Keluargamu akan bersedih seminggu dua minggu, sebulan dua bulan, dan mungkin hingga setahun? Selanjutnya mereka meletakkanmu dalam arkib kenangan.
Demikianlah “kisahmu telah berakhir di tengah-tengah manusia”. Dan kisahmu yang sesungguhnya baru dimulai, AKHIRAT! Telah musnah kemuliaan, harta, kesihatan, dan anak. Telah engkau tinggalkan rumah, istana dan isteri tercinta. Kini hidup yg sesungguhnya telah dimulai.
Pertanyaannya adalah:
Apa persiapanmu untuk kuburmu dan Akhiratmu? Hakikat ini memerlukan renungan.
Usahakan dengan sungguh-sungguh. Menjalankan kewajiban kewajiban, hal-hal yg disunnahkan, sedekah rahsia, merahsiakan amal soleh, solat malam, Semoga engkau selamat.
Andai engkau mengingatkan manusia dengan tulisan ini in sha Allah pengaruhnya akan engkau temui dalam timbangan kebaikanmu pada hari Kiamat. “Berilah peringatan, kerana peringatan itu bermanfaat bagi orang orang mukmin”.
AllahuRabbi. Kubur itu semakin dekat untuk didiami!

Nota Penulis: Diambil dari Facebook Klip Soal Jawab Agama UAI

Kisah Pemuda, Perempuan & Sebotol Arak

12:42 am 0
KISAH PEMUDA, PEREMPUAN & SEBOTOL ARAK


Suatu hari di tepi sungai Dajlah, Hasan al-Basri melihat seorang pemuda duduk berdua-duaan dengan seorang perempuan. Di sisi mereka terletak sebotol arak. Kemudian Hasan berbisik dalam hati, "Alangkah buruk akhlak orang itu dan baiknya kalau dia seperti aku!". 

Tiba-tiba Hasan melihat sebuah perahu di tepi sungai yang sedang tenggelam. Lelaki yang duduk di tepi sungai tadi terus terjun untuk menolong penumpang perahu yang hampir lemas. Enam dari tujuh penumpang itu berhasil diselamatkan. Kemudian dia berpaling ke arah Hasan al-Basri dan berkata, "Jika engkau memang lebih mulia daripada saya, maka dengan nama Allah selamatkan seorang lagi yang belum sempat saya tolong. Engkau diminta untuk menyelamatkan satu orang saja, sedang saya telah menyelamatkan enam orang". 

Bagaimanapun Hasan al-Basri gagal menyelamatkan yang seorang itu. Maka lelaki itu berkata padanya, "Tuan, sebenarnya perempuan yang duduk di samping saya ini adalah ibu saya sendiri, sedangkan botol itu hanya berisi air biasa, bukan anggur atau arak".

Hasan al-Basri terpegun lalu berkata, "Kalau begitu, sebagaimana engkau telah menyelamatkan enam orang tadi dari bahaya tenggelam ke dalam sungai, maka selamatkanlah saya dari tenggelam dalam kebanggaan dan kesombongan"

Lelaki itu menjawab, "Mudah-mudahan Allah mengabulkan permohonan tuan" 

Semenjak itu, Hasan al-Basri semakin dan selalu merendahkan hati bahkan ia menganggap dirinya sebagai makhluk yang tidak lebih daripada orang lain. 

Jika Allah membukakan pintu solat tahajud untuk kita, janganlah lantas kita memandang rendah saudara seiman yang sedang tertidur nyenyak. Jika Allah membukakan pintu puasa sunat, janganlah lantas kita memandang rendah saudara seiman tidak ikut berpuasa sunat. Boleh jadi orang yang gemar tidur dan jarang melakukan puasa sunat itu lebih dekat dengan Allah, daripada diri kita. Ilmu Allah sangat amatlah luas. Jangan pernah taksub & sombong pada amalanmu. Saudaraku, semoga cerita ni boleh menjadi Pengubat Jiwa agar kita terhindar dari sifat mazmumah. Walau sehebat mana diri kita jangan berkata "Aku lebih baik drpd kalian". Wallahua'lam




Monday, 7 December 2015

Berlumba-lumbalah Kamu Dalam Berbuat Kebaikan

7:44 pm 0
Manusia hari ini, termasuk kita semua berlumba-lumba mengejar kemewahan duniawi, mengumpul harta kekayaan dan pangkat tetapi kita tidak berlumba-lumba melakukan kebaikan (fastabiqul khairat). 
Tiada yang berebut-rebut mengerjakan solat berjemaah, misalnya "jom solat berjemaah di masjid, jiran dah pergi", berlumba-lumba bersedekah, berlumba dalam mentaati Allah. Sebaliknya, kita berlumba tengok jiran sebelah tukar kereta baharu, kita kena tukar kereta juga. Jiran sebelah beli sofa baharu, kita pun kena beli. Itulah perlumbaan kita yang tersasar daripada perlumbaan yang Allah SWT anjurkan. 


Fastabiqul khairat...

 "...maka berlumba-lumbalah kamu dalam kebaikan..."(Surah Al-Baqarah 2:148)

 "...maka berlumba-lumbalah berbuat kebaikan..." (Surah Al-Maidah 5:48)

 "mereka itu bersegera dalam kebaikan-kebaikan, dan merekalah orang yang terlebih dahulu memperolehnya." (Surah Al-Mu'minun 23:61)

Wallahualam

Selagi Mana Ia Urusan Dunia, Bukanlah Masalah Besar

6:13 pm 0

SELAGI MANA URUSAN DUNIA... IANYA BUKAN MASALAH BESAR

Jgn bersedih dgn urusan dunia.

Seorang lelaki yg sedang dirundung kesedihan datang menemui Sayidina Ali bin Abi Tholib, ia pun berkata,

“Wahai Amirul Mukminin, aku datang kepadamu karena aku sudah tidak mampu lagi menahan beban kesedihanku.”
LightBlog